KEJAYAAN BANTEN MASA LALU

KEJAYAAN BANTEN MASA LALU  
Oleh: KH.TB.SAHRUDIN .SE ( ABAH ANOM )


Jurnal Bayangkara News, Banten - KEJAYAAN BANTEN MASALALU,
Sekelumit Saya Ceritakan Masa Kejayaan Kesultanan Banten , supaya Generasi sekarang tidak mudah melupakan
puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abu Fath Abdul Fatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional, sehingga perekonomian  kesultanan itu maju pesat.

KH.TB.SAHRUDIN .SE ( ABAH ANOM )

Wilayah kekuasaannya pun semakin meluas,  meliputi sisa kerajaan Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Lampung.

Kesultanan Banten mengadakan hubungan dengan negara-negara lain melalui jalur laut. Pengiriman pejabat ke berbagai negara seringkali dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Inilah masa keemasan Kesultanan Banten.

Sultan  Ageng Tirtayasa sempat mengirimkan dua orang utusannya ke Inggris sebagai duta besar yang ditugasi juga membeli senjata. Selain itu, sultan menggalang hubungan baik dengan Aceh, Makassar, India, Mongol, Turki, dan Arab.

Para penguasa Banten yang pergi ke Arab untuk menunaikan haji dan ke Inggris untuk menunaikan tugas sebagai utusan, menggunakan kapal milik pedagang Inggris.

Sebagai sultan ke-6, Sultan Ageng Tirtayasa, tegas menentang segala bentuk penjajahan bangsa asing atas negaranya. Ia tidak pernah berkeinginan untuk berkompromi dengan Belanda. Pada 1645 hubungan Banten dengan Belanda semakin panas.

Pada 1656 pasukan Banten bergerilya di sekitar Batavia. Setahun kemudian, Belanda menawarkan perjanjian damai. Lantaran perjanjian itu hanya menguntungkan Belanda, sultan Banten menolaknya. Pada 1580 meletuslah perang besar antara Banten dan Belanda.

Perang itu berakhir pada 10 Juli 1659 dengan ditandai penandatanganan perjanjian gencatan senjata. Sultan Ageng Tirtayasa memiliki putra mahkota yang bernama Abdul Kohar. Ia diangkat menjadi putra mahkota pada tanggal 16 Februari 1671 dengan gelar Sunan Abu'n Nasr Abdul Kohar yang dikenal sebagai Sultan Haji.

Putra mahkota inilah yang menjadi jalan bagi Belanda untuk mengadu domba sultan dengan putranya sendiri. Sultan Haji menginginkan perdamaian dengan Belanda dengan mengirimkan surat pada  1680 dan menyatakan bahwa ia adalah penguasa Banten sepenuhnya, bukan lagi Sultan Ageng Tirtayasa.

Pada 26 Februari 1682, Sultan Ageng Tirtayasa menyerbu Surosowan tempat Sultan Haji berkedudukan. Serangan tersebut berhasil, namun kemudian Surosowan direbut oleh Belanda di bawah pimpinan Kapten Tack. Pemerintahan Banten selanjutnya dipegang oleh Sultan Haji.

Setelah  Sultan Haji meninggal, terjadilah perebutan kekuasaan di antara anak-anaknya, akibat campur tangan dari Belanda. Sejak saat itu terjadi gonta-ganti sultan dan Kesultanan Banten mulai mengalami kemunduran.

Sejarah Masa Lalu Diatas Menjadi Saksi Beradaban Masa Kemasa, Dan Bukti Betapa Besarnya Bangsa Ini Dengan Segala Kearifannya,Kemgahannya,Dan Begitu Giginya Leluhurkita didalam Memperjuangkan Sejengkal tanah dari Para Penjajah, Dengan Tumpah Darah Keringat, Menjadikan Kita Bangga Sampai Saat ini bisa menikmati Segala yang ada di bumi Nusantara ini, Tinggal bagai mana cara Kita Menghargainya, Menjaganya, Merawatnya, Jangan sampai  dirusak oleh nafsu dan kedudukan.


PAGURON JALAK BANTEN NUSANTARA
Sebagai Wadah Pemersatu Seluruh Elemen Bangsa yang bertujuan mengangkat kembali Marwah Peradaban Kejayaan Kesultanan Banten masa lalu serta Kesultanan /Kerejaan Nusantara yang memiliki hubungan erat dengan berdirinya NKRI .

Sudah jelas dengan keberagaman di negeri ini mewarisi sejarah yang tidak bisa di lupakan.  Hadirnya PJBN ditengah tengah masyarakat Sebagai Wadah yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa Ini.

 Untuk itu mari kita bersama-sama Menjaga ,Merawat, Melestarikan, dan Mensyiarkan pada seluruh dunia bahwasannya keberagam Inilah yang menjadikan bangsa ini kuat, dan semoga dimasa yang akan datang  menjadi MECUSUAR DUNIA . (Abah Anom) ( Sumber : DPW. BANTEN PAGURON JALAK BANTEN NUSANTARA) Red-JBN

Komentar

Postingan Populer