Cultured And Religious Visionary "Visioner Berbudaya Dan Religius"

Cultured And Religious Visionary
"Visioner Berbudaya Dan Religius"

Oleh : Sultan Patra Kusumah VIII


Jurnal Bayangkara News, ----  Kali ini saya akan membahas beberapa artikel mengenai kejayaan kerajaan Sunda semasa pemerintahan Hindia Belanda.

Walaupun sekilas banyak terjadi kontroversi dan banyak pula orang yang tak mengerti juga tak memahami Bahkan tak percaya tentang adanya itu tetapi pada kenyataannya bahwa perjanjian padrao adalah sesuatu bentuk adanya kekuatan yang dimiliki oleh hindia-belanda dan kekuatan yang dimiliki oleh kerajaan Sunda walaupun Pada masa itu kerajaan Sunda meliputi wilayah wilayah yang luas sehingga pada zaman itu Sunda dinyatakan paling tua bahkan sampai saat ini antara hari jadi Jakarta dengan hari jadi Sunda khususnya Tasikmalaya jelas lebih tua dari pada Jakarta, karena unsur Sunda dulu terbentuk dan dulu termasuk tempat persinggahan para Sanghyang atau para leluhur yang dihormati oleh dunia termasuk para ulama pula yang menyebarkan agama.

Sedikit akan saya bahas semoga bisa bermanfaat kalaupun ada paham atau tulisan atau fakta yang berbeda ini hanya sebatas artikel untuk bahan pelajaran bagi kita untuk bahan motivasi untuk kita bagaimana cara melestarikan budaya leluhur juga bagaimana cara kita menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada tahun 1918 di Batavia, Hindia Belanda. Prasasti ini menandai perjanjian Kerajaan Sunda–Kerajaan Portugal yang dibuat oleh utusan dagang Portugis dari Malaka yang dipimpin Enrique Leme dan membawa barang-barang untuk "Raja Samian" (maksudnya Sanghyang, yaitu Sang Hyang Surawisesa, pangeran yang menjadi pemimpin utusan raja Sunda). PadrĂ£o ini didirikan di atas tanah yang ditunjuk sebagai tempat untuk membangun benteng dan gudang bagi orang Portugis.

Prasasti ini ditemukan kembali ketika dilakukan penggalian untuk membangun fondasi gudang di sudut Prinsenstraat (sekarang Jalan Cengkih) dan Groenestraat (Jalan Kali Besar Timur I).

Melihat situasi politik yang sedang terjadi di Sunda Kelapa dalam hal ini kerajaan Padjajaran berinisiatif untuk melakukan kerjasama internasional. Perjanjian tersebut merupakan perjanjian perdagangan dan militer. Namun karena kunjungan armada penjelajah bangsa Portugis sangat singkat pihak Portugis tidak menaggapi inisiatif tersebut, namun pihak kerajaan Portugis berjanji akan kembali ke Sunda Kelapa.

Pada tahun 1527 saat armada kapal Portugis kembali di bawah pimpinan Francesco de Sa dengan persiapan untuk membangun benteng di Sunda Kalapa, ternyata gabungan kekuatan kerajaan Islam Sultan Banten yang dibantu oleh bala tentara kerajaan Islam Demak dan Cirebon berjumlah 1.452 prajurit di bawah pimpinan Fatahillah, sudah menguasai kerajaan Padjajaran dan Sunda Kelapa sehingga pihak Portugis gagal membangun benteng dan pos dagang, itu artinya isi perjanjian Sunda Kelapa belum
sempat di tindaklanjuti.

Dalam hal ini saya RADEN ROHIDIN SH.PK VIII, Sultan Selacau Tunggul Rahayu (selaco international federation ).

Sebagai penerus daripada keturunan prabu surawisesa atau raja samio akan melanjutkan dan menindak lanjuti  kerjasama ini demi kemajuan bangsa dan negara selama tidak  bertentangan dengan hukum nasional maupun international.

Mengapa saya berbicara demikian karena satu-satunya orang yang berani berbicara tentang keturunan Prabu surawisesa untuk saat ini hanya saya sendiri, bukan berarti saya merendahkan siapapun tapi sesuai dengan apa yang diterangkan dalam sejarah perjanjian padrao ada yang perlu kita ingat bahwa sesungguhnya Sunda itu adalah kerajaan yang betul-betul harus kita hormati, dan harus kita Junjung tinggi, Maka dalam hal ini saya bertindak untuk dan bangsa negara ini siapapun orangnya yang mengatasnamakan dan siapapun orangnya yang ingin ikut serta dalam menjunjung tinggi harkat martabat suatu bangsa apalagi membesarkan situs warisan budaya tentang sejarah Pajajaran atau Sunda maka saya sangat mendukung sepenuhnya.

Sudah waktunya kita sebagai warga negara Indonesia yang terdiri berbagai suku bangsa dan bahasa, dan salah satunya saya sendiri sebagai keturunan dari suku sunda.

Untuk mencapai kemerdekaan Republik dan bangsa ini juga mampu memberikan hal-hal yang terbaik dari berbagai aspek khususnya aspirasi yang positif, dan bisa menjadi seorang visioner yang mampu menjadikan contoh untuk orang-orang di sekeliling kita Masyarakat Indonesia khususnya di keturunan Sunda atau di dataran Sunda.   (Iwan / JBN)

WASALAM
(Sumber : Sultan Patra Kusumah VIII)

Komentar

Postingan Populer